Ekonomi Kerakyatan

Sebelum Forum Diskusi Pecel Curing terbentuk, sering kita mendengar kata Ekonomi Kerakyatan. Setelah forum ini bisa ada, kenapa tidak ada lagi gaung dari sesuatu yang boleh dikatakan sebagai titik nol Komunitas?

Memang secara umum saya setuju bila EKonomi Kerakyatan tidak boleh diabaikan. Sebab, ekonomi yang bertumpu pada pemberdayaan rakyat kecil, serta berorientasi bagi penumbuhan kesejahteraan bersama merupakan energi yang sangat dahsyat bagi pembangunan perekonomian nasional. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga kemasyarakatan harus terus membuat skala prioritas bagi pengembangan ekonomi kerakyatan.

Adanya terobosan baru yang dibuat pemerintah dalam hal implementasi komitmen pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi merupakan langkah yang positif bagi pembangunan ekonomi kerakyatan. Misalnya dengan meluncurkan kredit untuk UMKM dan Koperasi. Program ini bertujuan untuk memberi kemudahan dan menunjang perkembangan UMKM dan koperasi itu sendiri. Kalangan pengembang UMKM dan koperasi sedikit disegarkan.
Selama ini, ada kesan bahwa UMKM dan koperasi sering dinomorduakan dalam penempatan prioritas sebagai lokomotif pembangunan perekomian nasional. Pemerintah seolah-olah lebih fokus pada pengembangan pemilik modal besar (konglomerasi). Padahal terpaan krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997 terbukti telah menggoyang struktur perekonomian nasional karena fondasi yang ditumpukan pada pemilik modal tidak kokoh.

Oleh karena itu, kita menyambut positif adanya keinginan pemerintah untuk lebih serius dalam menggerakkan roda perekonomian nasional melalui pengembangan dan pematangan UMKM dan koperasi. Jika ingin membangun ekonomi kerakyatan, maka koperasi adalah dasarnya. Dan jika ingin menggerakkan perekonomian nasional yang merata dan didasarkan pada kekuatan rakyat, maka UMKM adalah fokusnya.

Adanya kemudahan-kemudahan yang disediakan pemerintah bagi setiap masyarakat yang hendak mengembangkan UMKM dan Koperasi jelas sebuah lompatan besar. Apalagi program ini kemudian ditopang oleh kebijakan dunia perbankan yang memang ingin membangun ekonomi kerakyatan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Hanya persoalannya, program ini harus terus berkesinambungan.

Tapi sudah bukan rahasia lagi bila sekelompok kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Mereka hidup berlebih, sedangkan sekelompok besar masyarakat yang lemah kedudukan sosial ekonominya makin mendesak. Pada saat itulah tumbuh gerakan koperasi yang menentang kehidupan individualisme dengan asas kerjasama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.Niat untuk fokus pada pengembangan UMKM dan koperasi jelas harus terus diimplementasikan. Rakyat banyak harus diberi peran dan posisi yang setimpal dalam pembangunan perekonomian nasional. Apalagi UMKM dan koperasi bersentuhan langsung dengan hubungan kemasyarakatan dan perekonomian. Pentingnya UMKM dan koperasi dalam perekonomian harus tetap dijadikan sebagai dasar dalam setiap pengambilan kebijakan.

Kapan komunitas pecel ini bisa mulai mencari wacana-wacana yang tepat yang bisa diimplementasikan kedalam peningkatan ekonomi masyarakat. Apalagi kondisi kisruh seperti sekarang ini dimana isu-isu kontra produktif seperti kenaikan BBM dan sebagainya sedang ramai.

Ayolah bangkit, kalau kita sebagai orang kecil tak memulainya sendiri. Tak mungkin kita menunggu durian runtuh dari para juragan-juragan di kursi empuk itu.
Mana suaramu Sem, Yos, Thong, Cul, Win...?
Jangan tidur dong... Mojok bae....

0 komentar: